Posting WordPress Lewat Hape

Ini adalah posting pertamaku melalui hp. Saya cukup login di m.wordpress.com, kemudian ketik dan mempublish tulisan ini.
Tapi nampaknya ada kekurangannya, panjang tulisan tidak boleh lebih dari 512 huruf, mungkin ini standar hp-ku ya. Tidak ada tools untuk memboldkan tulisan dan yang lainnya. Atau mungkin harus pakai bahasa html ya? Kalau begitu biar ku coba. Wah, masih tak nampak. Harus dipublish dulu baru ketahuan.
Kalau pakai smile muncul juga gak ya? Coba saja ah. 😆 Belum tau juga. PUBLISH

Dipublikasi di Pinter-pinter | Tag , , | 6 Komentar

Rindu Hari Itu

“Pa, tangkap ya!!”

“Ayo mat, keluarkan tenaga mu, tendang yang keras ya”

“Gooooool, hore horeee papa kalah”

Sabtu itu Ahsan sedang menyaksikan seorang anak dan ayahnya menghabiskan akhir pekan mereka di sebuah taman. Riuh gelak tawa mereka memecah keheningan hatinya sore itu. Senyum kecil tersungging dari bibir keringnya saat menyaksikan peristiwa itu. Ia pun berguman lirih, “harusnya aku melakukannya waktu itu”. Mata Ahsan kembali berkaca, buru-buru ia menyeka air matanya yang hendak jatuh membasahi pipinya.

Di sudut lain ia menyaksikan sekelompok pemuda saling bergurau. Salah satu dari mereka bercanda mengejek salah satu dari mereka, kemudian yang lain tertawa mendengarnya. Nampaknya mereka itu adalah rekan sekerja. Ahsan menundukkan kepalanya dan kembali tersenyum.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di fiksi | 1 Komentar

Sepertinya Kita Sehati

Belum lama ini aku berkeinginan untuk lepas darinya, kemudian mencari persinggahan baru atau rumah baru yang mungkin akan terasa nyaman bagiku dalam berpenampilan dan berekspresi seperti apa kata hatiku.

Harus saya akui bahwa selama ini telah lama ia menemaniku. Dengannya, kita membatik langit dengan gutaran-guratan awan putih yang kadang berubah jadi kelam dalam sunggingan manis lirih warna-warni pelangi.  Bagai batu besar yang tak akan hilang tergerus oleh waktu, menyimpan semua kenangan dalam kebisuannya. Bagai sungai yang sangat luas untuk pahit yang mendera, kemudian memudarkannya dan tak sedikitpun lagi terasa kepahitan itu.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Uncategorized | 6 Komentar

Balik ke asal saja lah….

Tadinya saya kepengen blog ini ditulis dengan cara yang berbeda atau tidak lazim dengan kebanyakan blogger lainnya. Karena teringat kata om Mario Teguh seperti berikut ini.

Orang yang luar biasa, bukanlah orang yang biasa melakukan hal yang luar biasa, karena biasa melakukan hal yang luar biasa adalah biasa. Orang yang luar biasa adalah orang yang melakukan hal biasa dengan cara yang tidak biasa.

Namun ternyata untuk melakukan hal tersebut tidaklah semudah yang dibayangkan, menyengajakan untuk melakukannya begitu menguras pikiran, setidaknya diperlukan waktu yang lebih banyak untuk menyiapkan sebuah tulisan. Kalau boleh dikatakan ini sama saja membuat pekerjaan baru yang harus benar-benar ditekuni.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Lalu, apa yang menghentikan langkahmu?

Hai kau yang berselimut gelap!

ada apa dengan dirimu?

mengapa kau hanya berdiam diri?

menyulam kelam berbalut duka

apakah badai semalam telah mematahkan kakimu?

ataukah hujan es yang membekukannya?

hingga kau tak beranjak sedikit pun

atau kau memang tak ingin?

diam meratap lara yang menerpamu

lalu untuk apa kedua tanganmu itu?

bukan kah ia dapat menuntunmu?

kau melihat seberkas cahaya kecil di sana?

tidak kah kau ingin meraihnya?

kembali merajut asa

memupuk harap

menggapai cita

(dengerin ini juga, biar lebih …….)

Dipublikasi di Pekikan Hati | 4 Komentar

Jenderal Ke Reen

Dikisahkan 890 tahun yang silam berdiri sebuah Kerajaan DudulZ yang dipimpin oleh seorang raja yang baik hati, bijaksana juga bijaksini,  tidak sombong, rajin menabung, dan disukai oleh rakyatnya tua maupun muda tapi kebanyakan yang tua loh, contohnya Mak Ijah yang tinggal di depan rumah, sering kali saat berjumpa dengan Raja dia sering main mata.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di fiksi, Lagi Dudul | Meninggalkan komentar

Ya, Aku Percaya

kamu percaya?

ya, aku percaya

kau dengar mereka, masihkah kau percaya?

ya, aku percaya, mereka pasti salah

aku melihatnya, apa kau percaya?

ya, aku percaya, namun mungkin saat itu ia sedang khilaf

coba kau lihat itu

masihkah kau percaya?

ini begitu nyata

ya, aku percaya bahwa aku salah

Dipublikasi di Pekikan Hati | Meninggalkan komentar

Annisa pun butuh itu …

“Makasih ya mba, perasaan saya sudah enakan hari ini. Sudah bisa tertawa lagi. Heheee”

“Iya, sama-sama Wi”

“Eh iya mba, udah dulu ya. Dewi mau ke kampus nih, takut telat. Assalamu ‘alaikum”

“Wa’alaikum salam”

Baru saja Annisa menerima telepon dari Dewi. Gadis itu nampak begitu ceria hari ini. Berbeda dengan seminggu sebelumnya, dimana Dewi nampak begitu putus asa atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Persoalan yang begitu besar menderanya membuat dewi terlihat murung, penyindiri dan tertutup.

Annisa satu-satunya orang yang menyadari perbedaan sikap dewi saat itu. Melihat hal itu, Annisa kemudian mencoba mendekati dewi, berbicara kepadanya dengan hati dan mencoba terbang ke kedalam pemasalah yang dihadapi oleh Dewi. Dewi menceritakan segala keluh kesah yang selama ini bersemayam di dalam hatinya, yang telah membuatnya murung akhir-akhir ini.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di fiksi | Tag , , | Meninggalkan komentar

Surat Buat Tetangga Idola Ku

Kepada Yth.
Tetanggaku Tercinta
di-
Sebelah Kontrakanku

.

Maafkan aku yang secara tiba-tiba mengirimkan surat ini kepadamu. Ini adalah surat ku yang pertama, maksudku kedua, bukan-bukan maksud saya yang ketiga. Maaf, harap kamu maklum karena aku tak terbiasa dengan keadaan ini. Tahukah kamu, menulis surat untuk kamu seperti ini sungguh membuatku grogi. Sebelumnya tak sekalipun, maksudku tak dua kali pun aku mengirimkan surat kepada se… maksudku lagi kepada dua orang selain untuk dirimu.

Mungkin ini membuat kamu kaget dikarenakan kamu tak pernah sebelumnya menerima surat dari siapa pun melainkan dari diriku ini. Aku memahami akan hal tersebut, pasti akan membuat jantung mu berdebar-debar. Apatah lagi bila surat tersebut berasal dari orang yang selama ini kamu menaruh hati kepadanya. Ataukah mungkin aku yang salah dalam menerjemahkan perasaan kamu, Saat suratku ini telah berada di tanganmu, boleh jadi ini surat yang ke-100 yang kamu terima atau kau bahkan sudah lupa berapa banyak surat yang telah kau terima.

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Lagi Dudul | Tag , , , | 4 Komentar

Dan Ku Pun Terlelap …

Jika kata itu tak lagi bermakna

Jika gelisah ini tak mampu memalingkanmu

jika ego mu kembali bertahta

tak kan kubisikkan lagi

tak kan ku ukirkan lagi

kata itu

kan ku simpan rapat

kan ku bekap dalam

gelisah ini

dan ku pun terlelap

darimu

Dipublikasi di Pekikan Hati | Tag , | 3 Komentar